Umbul-umbul Bali termasuk salah satu dekorasi
keagamaan yang sangat penting. Kehadirannya tak sekedar memeriahkan ritual
tertentu, tetapi perlambang dari sang Dewa Wisnu. Itulah mengapa hampir setiap
acara keagamaan, umbul-umbul selalu hadir di barisan ketiga. Saat diarak-arak
pun umbul-umbul tersebut lengkap dengan peralatan yang dipersiapkan secara
matang. Berbagai bahan yang dipakai memiliki maknanya tersendiri, termasuk
bambu dan pala bungkah pada umbul-umbul.
Gambaran yang menjadi dekorasi pada umbul-umbul
memiliki simbol penjaga dari Dewa Wisnu. Hal inilah mengapa masyarakat Bali
selalu percaya bahwa ritual keagamaan apapun yang melibatkan penjor
(umbul-umbul) akan berlangsung lancar. Kehidupan mereka pun terjamin damai dan
tentram, bila tetap mengikuti segala aturan keagamaan. Seperti yang kita
ketahui, umat Hindu selalu memegang teguh ajaran kitab Weda yang menjadi
petunjuk setiap langkah kehidupan.
Dalam sejarah, umbul-umbul sendiri hadir dari kisah
Arjuna dan Hanoman. Arjuna yang congkak merasa lebih tinggi dan memiliki
kekuatan super yang mampu mengatur segalanya. Pada kenyataannya, masih ada Sang
Hyang Widi yang berkuasa dan lebih kuat dari apapun. Hanya Dialah yang patut
untuk disembah, bukan hal-hal lainnya yang merasa pongah. Umbul-umbul Bali ini merupakan
bentuk kutukan Hanoman terhadap jembatan yang dibuat oleh sang Arjuna.
Secara garis besar bisa ditarik kesimpulan bahwa hal
tersebut mengajarkan manusia untuk tidak sombong. Kita tak boleh takabur dengan
apapun dan merasa diri segala-galanya tanpa mau mengakui kesalahan. Sebab
diatas langit tentu masih ada langit lagi dan bumilah tempat kita berpijak yang
nyata. Dari peristawa tersebutlah lahir umbul-umbul sebagai bentuk penebusan
umat Hindu terhadap kesalahan Arjuna. Ketika mereka bersembahyang, mereka juga
tengah mengingat Arjuna dan Hanoman.
Sebagai bukti nyatanya sendiri, kita bisa melihat
gambar wanara dan naga. Naga atau panah yang menjadi simbol dari Arjuna,
sedangkan wanara adalah simbol Hanoman. Dari sini jelas terlihat bahwa Hindu
mengajarkan umatnya untuk tak hidup dalam kesombongan. Karena sombong hanya
akan menimbulkan dampak negatif bagi dirinya dan orang sekitar.